Sabtu, 16 Oktober 2010

Revolusi Komunikasi pada Hubungan Jarak Jauh


    Komunikasi jarak jauh pertama kali tidak ada hubungannya dengan elektronika, apalagi selular. Sesuai dengan tingkat teknologi di jamannya, komunikasi jarak jauh tersebut berupa telegraph mekanik yang diciptakan oleh Claude Chappe. Telegraph Chappe merupakan penerapan prinsip komunikasi jarak jauh dengan menggunakan serangkaian isyarat dimana setiap isyarat mempunyai arti tertentu. Sehingga apabila isyarat-isyarat tersebut dirangkai akan menjadi sebuah kalimat yang dikomunikasikan. Telegraph pertama hasil penemuan Claude Chappe  ini digerakkan secara mekanis oleh tenaga manusia. Untuk “membaca” isyarat yang disampaikan, diperlukan kontak visual sehingga jarak yang bisa dicapai menjadi sangat terbatas.
Komunikasi jarak jauh dengan mempergunakan sinyal itu ditemukan pada tahun 1792 oleh Claude Chappe di Perancis, sehingga disebut sebagai Chappe System. Chappe membangun perangkat telekomunikasi yang berupa telegraph mekanik tersebut di atas sebuah menara dengan menggunakan tiang sinyal. Pada tiang tersebut ditempelkan tiga lengan kayu yang bisa digerak-gerakkan menjadi isyarat semacam semaphore atau kode morse. Untuk memaksimalkan jarak jangkauan, penerima sinyal dilengkapi teropong agar dapat melihat sinyal-sinyal semaphore yang disampaikan pengirim.
Telegraph pertama hasil penemuan Claude Chappe itu sempat dimanfaatkan Kekaisaran Perancis untuk mendukung peperangan yang dirintis oleh Napoleon. Untuk membangun menara Chappe diperlukan tempat yang terbuka dengan tiang setinggi mungkin yang bisa dipantau oleh menara-menara lainnya. Dibandingkan sistem komunikasi saat ini, menara Chappe berfungsi mirip dengan stasiun relay. Untuk mengoperasikan tiang Chappe, maka di setiap menara diperlukan sedikitnya dua orang operator penggerak tiang dan dua orang yang bertugas membaca sinyal melalui teropong.  Selesai membaca pesan dari menara sebelumnya, maka pesan tersebut dikirimkan ke menara berikutnya oleh operator. Komunikasi jarak jauh ini bisa mencapai ratusan kilometer, tergantung dari berapa banyak menara yang dibangun sebagai “stasiun relay”. Penggunaan tiang sinyal Chappe saat itu dinilai memberikan lebih banyak keuntungan, karena bisa menyampaikan pesan sampai ratusan kilometer hanya dalam waktu singkat. Tiang sinyal Chappe yang menggunakan kayu berukuran lebih besar mampu memperpanjang jarak antara stasiun hingga 30 km. Selain itu tiang sinyal Chappe yang sudah dirancang “knock down” bisa dipasang secara cepat untuk melayani komunikasi.
Pada abad ke 16 Francis Bacon sudah memprediksikan mengenai kemungkinan digunakannya suatu alat untuk melakukan komunikasi jarak jauh secara elektrik. Tetapi prediksi itu memerlukan waktu yang telatif lama sebelum menjadi kenyataan. Karena untuk mengirimkan sinyal diperlukan sumber tenaga listrik. Sementara di saat itu, listrik masih dalam tahap percobaan. Komunikasi jarak jauh dengan tiang sinyal Chappe mungkin bisa berlangsung lebih lama lagi kalau pada bulan Nopember 1832, Samuel Morse yang telah dikenal sebagai seorang seniman lukis tidak berniat melepas profesinya. Kemudian melakukan percobaan komunikasi jarak jauh melalui sebuah kawat yang mengakhiri keterbatasan manusia terhadap ruang. Di kemudian hari perangkat temuannya itu dikenal sebagai telegraph elektrik.

Sinyal Chappe yang Dimodifikasi di Portsdown
Setelah Napoleon dikalahkan di Waterloo pada 18 Juni 1815, sepuluh hari kemudian The Admiralty mengumumkan rencana untuk membangun sistem stasiun telegraph. Dari berbagai desain yang diajukan akhirnya dipilih disain Admiral Sir Home Riggs Popham untuk mendirikan stasiun telegraph. Pada tanggal 29 Juni 1815 Pemerintah Inggris mensahkan lahan untuk pembangunan stasiun telegraph secara permanen. Dan setelah itu dibangun stasiun telegraph di Portsdown dengan tiang sinyal berbeda yang merupakan modifikasi dari tiang sinyal Claude Chappe. Perangkat komunikasi jarak jauh di Portsdown itu jauh lebih besar karena tidak berupa tiang seperti yang digunakan di Perancis. Melainkan berupa bingkai vertikal setinggi 20 kaki yang terdiri dari dua kolom dengan 6 bidang berupa kotak persegi empat. Setiap kotak dilengkapi dengan alat yang dapat menutup dan membuka.  Isyarat yang dikirimkan berupa kombinasi kota-kotak yang tertutup dan terbuka, jumlahnya mencapai 64 kombinasi yang berbeda.  
Stasiun telegraph Portsdown dioperasikan oleh 4 orang operator. Dua orang bertugas untuk membuka dan menutup kotak dengan kombinasi tertentu sesuai pesan yang dikomunikasikan. Dua orang lainnya bertugas melakukan peneropongan. Satu orang membaca pesan yang diterima dari stasiun sebelumnya sementara rekannya mengoreksi isyarat yang disampaikan ke stasiun berikutnya. Stasiun terdekat adalah Portsmouth yang berjarak 5,5 mil di utara Portsdown. Disain setiap bangunan stasiun telegraph tersebut disesuaikan dengan kondisi geografis dan lingkungannya masing-masing agar penerimaan dan penyampaian isyarat dapat dibaca dengan baik.
Stasiun telegraph mekanik di Inggris ini beroperasi sampai tahun 1847. Ketika mulai ditemukan telegraph elektrik beberapa stasiun ditutup dan dipergunakan untuk kepentingan lain. Tetapi stasiun telegraph di Portsdown yang  mempunyai lokasi strategis tetap dioperasikan setelah mengganti perangkat mekaniknya yang lama dengan perangkat elektrik yang baru.


Kode Chappe yang Acak
Tidak seperti sinyal Semaphore atau Kode Morse yang secara baku mewakili huruf atau angka tertentu yang berlaku secara internasional, sinyal yang digunakan Chappe Telegraph mewakili huruf dan angka yang berbeda-beda di setiap negara untuk tujuan menjaga kerahasiaan pesan yang disampaikan. Chappe Telegraph merupakan alat komunikasi jarak jauh yang cerdas di jamannya. Karena itu hanya dalam beberapa tahun setelah ditemukan Claude Chappe, sebanyak 533 stasiun telah didirikan untuk menjangkau jarak 5.000 Km di wilayah yang dianggap penting di Perancis.
Napoleon bahkan pernah memanfaatkan Chappe Telegraph ini sebagai alat telekomunikasi di medan peperangan dengan memodifikasinya sehingga tiang-tiangnya bisa dengan cepat dibongkar dan dipasang. Dalam ukuran standarnya, Chappe Telegraph terdiri dari sebuah tiang  setinggi 5 Meter. Agar dapat dilihat dari kejauhan pemancangan tiang tersebut selalu dilakukan di atas sebuah menara khusus. Pada tiang itu terdapat lengan utama dengan kedua ujungnya menempel kedua lengan kayu lainnya yang berfungsi membentuk sinyal. Kedua lengan kayu tersebut masing-masing memiliki panjang 2 meter dengan lebar 30 Cm. Salah satu ujungnya diberi kerangka besi yang berbentuk segi tiga, tujuannya untuk menciptakan keseimbangan agar meringankan pengaturan posisi kedua lengan tersebut. Alat pengatur posisi kedua lengan itu mirip kemudi yang dilengkapi beberapa tuas.
Jarak antara satu menara dengan menara lainnya yang berfungsi sebagai “stasiun relay”, ditentukan sekitar 14 Km. Hal ini disesuaikan dengan hasil percobaan Chappe Telegraph yang pernah dilakukan Chappe dan saudara-saudaranya pada 3 Maret 1871 di antara Brulon dan Parce.
Dengan jarak sejauh 14 Km itu sinyal-sinyal Chappe Telegraph ini tidak terbaca dengan mata telanjang, tetapi harus dengan menggunakan sebuah teropong. Penggunaan teropong tersebut bertujuan untuk semakin menambah jarak pengiriman agar lebih jauh dari jangkauan pandangan mata. Tetapi apabila cuaca berkabut, maka sinyal-sinyal Chappe Telegraph tidak dapat dibaca dengan jelas dan komunikasi terhenti.
 Salah satu penyebab kurang berkembangnya pembangunan Chappe Telegraph di Inggris karena saat itu sedang  terjadi revolusi industri. Banyaknya pabrik yang mengeluarkan asap menjadi halangan untuk membaca sinyal-sinyal yang dikirim secara mekanik ini. Claude Chappe merancang telegraph mekanik dengan dibantu empat orang  saudaranya. Ide itu dilaksanakan gara-gara mereka menganggur akibat Revolusi Perancis. Telegraph mekanik yang kemudian dikenal sebagai alat komunikasi jarak jauh pertama tersebut terdiri dari sebuah tiang dengan kedua sisi dilengkapi  kayu yang dapat digerak-gerakkan sehingga dapat membentuk berbagai sudut yang menunjukkan kode tertentu.  Seluruh kombinasi dari posisi yang berbeda-beda tersebut berjumlah 196, ini tidak saja mengisyaratkan huruf dan angka yang ada, tetapi juga meliputi huruf besar dan huruf kecil.
Agar isyarat yang diberikan dapat dilihat dari jarak jauh, maka tiang tersebut didirikan diatas sebuah menara. Untuk menambah jangkauan pengiriman telegraph yang tergantung dari penglihatan itu, maka penerima pesan dilengkapi dengan sebuah teropong. Tiang sinyal Chappe pertama kali didirikan di antara Lille dan Paris yang berjarak 193 km. Untuk menempuh jarak tersebut, dibangun 15 “stasiun relay”. Pesan yang dikirimkan pertama kali pada tahun 1791 memerlukan waktu 32 menit. Jadi rata-rata kecepatan pengiriman informasi melalui telegraph mekanik ini sejauh 6 Km per menit.
Pada tahun 1792 setelah berhasil melakukan komunikasi jarak jauh dengan tiang sinyalnya itu, dibantu saudaranya, Ignace Chappe yang menjadi anggota legislatif, Claude Chappe menawarkannya kepada pemerintah.  Setahun kemudian tiang sinyal Chappe yang disebutnya sebagai telegraph, yang berasal dari 2 kata Yunani, yaitu tele yang berarti “jauh” dan graphein yang berarti “menulis” akhirnya digunakan sebagai alat telekomunikasi jarak jauh. Sukses dengan yang pertama, selanjutnya dibangun tiang-tiang Chappe untuk menghubungkan komunikasi dari Paris ke Toulon. Dan dengan demikian Claude Chappe dan saudara-saudaranya tidak lagi menganggur, tetapi sekaligus menjadi pengusaha yang pertama dalam sejarah telekomunikasi manusia. Jauh lebih awal dibandingkan dengan perusahaan telegraph elektrik yang dirintis oleh Samuel Morse atau komersialisasi penemuan telepon oleh Alexander Graham Bell.
Mencermati bahwa di saat itu telegraph temuan Claude Chappe merupakan sistem komunikasi jarak jauh yang efektif dan dapat menghemat biaya, sistem Claude Chappe juga diadopsi oleh beberapa negara di Eropa lainnya meskipun dengan beberapa modifikasi. Claude Chappe dilahirkan tepat pada hari Natal, 25 Desember 1763 di Brulon, Prancis. Telegraph mekanik berhasil dirancangnya sebelum genap berusia tiga puluh tahun. Sebagai penemu alat komunikasi jarak jauh, Claude Chappe sempat menikmati hasil ciptaannya itu. Ironisnya, meskipun kehidupannya jauh lebih beruntung dibandingkan  dengan penemu lain, misalnya Antonio Meucci, Claude Chappe yang dalam kehidupannya sehari-hari dikenal sebagai seorang melankolis ini meninggal karena bunuh diri dalam usia yang masih muda, 42 tahun. Hari itu tercatat tanggal 23 Januari 1805, Claude Chappe dimakamkan di pemakaman di Pere-Lachaise.
Jika orang berbicara mengenai komunikasi, maka tak akan lepas dari adanya keterlibatan dari dua atau lebih subjek yang saling menukar suatu informasi. Secara harfiah komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi dalam hal ini bisa berupa ide, gagasan, tanggapan, sanggahan, pesan, dan lain-lain dari suatu subjek kepada subjek lain sehingga terjadi saling keterkaitan diantara keduanya.

Ada beberapa unsur yang perlu di perhatikan dalam berkomunikasi, unsur-unsur ini harus ada agar komunikasi dapat berjalan dengan baik. Unsur-unsur tersebut diantaranya :
1.    Informasi  (data yang dikirim atau diterima seperti suara, gambar, file, tulisan, dll)
2.    Pengirim (subjek yang memberikan informasi)
3.    Media (alat atau sesuatu yang berfungsi mengirimkan informasi dari pengirim kepada penerima. Media yang berfungsi mengantarkan informasi misalnya udara (ketika berbicara langsung), telepon (ketika berbicara langsung tetapi tidak bertemu secara langsung), dan lain-lain.
4.    Penerima (subjek yang menerima informasi)
5.    Feedback (tanggapan dari penerima pesan)

Pada awalnnya, komunikasi terjadi dan hanya bisa dilakukan secara langsung saja yaitu berhadapannya antara satu subjek dengan subjek lain, adapun media yang dipakai pada zaman ini masih berupa subjek atau orang. Hal ini dikarenakan belum terdapatnya alat atau media yang digunakan. Setelah perkembangan yang terjadi sejak sekian lama, banyak sekali perubahan-perubahan dalam hal komunikasi. Ditemukannya alat atau media yang digunakan dalam proses komunikasi merupakan salah satu diantara perubahan besar tersebut.
Di era Globalisasi yang sekarang ini marak diperbincangkan orang, komunikasi merupakan satu diantara beberapa faktor utama yang menyebabkan terjadinya era Globalisasi. Hal ini bisa terjadi karena pasatnya perkembangan komunikasi itu sendiri. Bahkan ada yang menyebutkan bahwa komunikasi merupakan “penemuan yang revolusioner” di era globalisasi. hal ini dikarenakan peningkatan teknologi komunikasi yang pesat seperti ditemukannya radio, televisi, telepon, satelit dan jaringan komuter seiring dengan industiralisasi bidang usaha yang besar dan politik yang mendunia.
Setelah terjadinya revolusioner di bidang komunikasi, perkembangan komunikasi jarak jauh otomatis menjadi mudah dilakukan. Pertukaran informasi antar daerah bahkan antar benua bisa terjadi secara langsung.
Ada tiga bentuk dasar dari komunikasi jarak jauh, diantaranya :
1.    Komunikasi Satu Arah (Simplex). Dalam komunikasi satu arah (Simplex) pengirim dan penerima informasi tidak dapat menjalin komunikasi yang berkesinambungan melalui media yang sama. Contoh : Pager, televisi, dan radio.
2.    Komunikasi Dua Arah (Duplex). Dalam komunikasi dua arah (Duplex) pengirim dan penerima informasi dapat menjalin komunikasi yang berkesinambungan melalui media yang sama. Contoh : Telepon dan VOIP.
3.    Komunikasi Semi Dua Arah (Half Duplex). Dalam komunikasi semi dua arah (Half Duplex) pengirim dan penerima informasi berkomunikasi secara bergantian namun tetap berkesinambungan. Contoh : Handy Talkie, FAX, dan Chat Room.
Ada beberapa dampak positif dari perkembangan revolusioner komunikasi diera Globalisasi, yaitu :
·      Hubungan antar benua tak terbatas
·      Trsansaksi dapat terjadi secara instan
·      Perkembangan dunia pemberitaan semakin maju
·      Manusia menjadi lebih mudah berkomunikasi
·      Timbul rasa kesenangan bagi manusia
·      Manusia menjadi lebih mudah mendapatkan informasi
Selain dampak positif, perkembangan revolusioner komunikasi diera Globalisasi mempunyai dampak negatif, yaitu :
·      Terjadinya ketergantungan terhadap teknologi komunikasi (HP, TV, Internet, dll)
·      Sering terjadi penyalahgunaan fungsi teknologi komunikasi (Telepon digunakan untuk meneror, Internet digunakan untuk membuka situs-situs tidak jelas, dll)
·      Penggunaan BTS dan Elektrimagnetis yang dapat mengganggu kesehatan
·      Semakin menipisnya nilai-nilai budaya lokal akibat globalisasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar